Wartatempo.com, Samarinda – Ketua Komisi I DPRD Samarinda, Joha Fajal, kembali menyoroti maraknya juru parkir (jukir) liar yang tersebar di kota Tepian, julukan untuk Samarinda.
Fenomena ini dinilai mengganggu kenyamanan dan meresahkan masyarakat, terutama ketika berada di tempat keramaian seperti pusat perbelanjaan dan area publik lainnya.
Joha Fajal mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda untuk segera mengambil langkah tegas dalam menangani masalah ini. Meskipun saat ini Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Samarinda telah memiliki jukir resmi binaan, keluhan masyarakat terkait aksi jukir liar masih sering terdengar.
“Pemkot harus lebih aktif menempatkan jukir yang resmi di setiap kawasan, supaya bisa menghilangkan praktik jukir liar yang mengganggu masyarakat,” kata Joha.
Menurutnya, jukir liar marak di berbagai tempat, terutama di area taman dan tepian Sungai Mahakam. Bahkan, belakangan ini tidak jarang beredar di media sosial aksi jukir liar yang memungut parkir hingga Rp 10 ribu.
“Harus ada pengawasan ketat untuk mengurangi ketidaknyamanan masyarakat akibat jukir liar tersebut,” tegasnya.
Joha meyakini bahwa penempatan jukir resmi tidak hanya akan meningkatkan rasa aman bagi masyarakat, tetapi juga membantu mengendalikan tarif parkir.
Politikus Partai Nasdem ini mengajak masyarakat untuk bersama-sama memberantas jukir liar. Ia meminta agar masyarakat berani melaporkan jika mengalami kejadian serupa.
“Masyarakat harus berperan aktif, jika ada kejadian yang tidak wajar bisa memberikan laporan,” pungkasnya. (dprdsamarinda)