Atraksi Spektakuler 500 Drone Pecahkan Rekor MURI di Penutupan MTQ Nasional XXX

Samarinda – Langit Samarinda dihiasi oleh ribuan titik cahaya yang membentuk pola-pola menakjubkan.Atraksi drone dalam rangka penutupan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQN) Nasional XXX berhasil memukau seluruh peserta dan masyarakat yang hadir. Bukan hanya membentuk tulisan Allah dan  Muhammad terbesar di Indonesia, pertunjukan drone juga menyajikan visualisasi yang mengagumkan seperti burung garuda, pesut mahakam, pulau Kalimantan yang…

Read More

Kaltim Raih Juara Umum MTQ Nasional XXX Tahun 2024  

Samarinda – Prestasi membanggakan diraih Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dalam ajang festival keagamaan terbesar di Indonesia, Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional ke-30 Tahun 2024. Selain sebagai tuan rumah penyelenggaraan event akbar ini, Kaltim juga berhasil meraih posisi tertinggi sebagai Peringkat Pertama sekaligus Juara Umum MTQ Nasional 2024. Posisi ini diraih dari akumulasi poin seluruh cabang…

Read More

Persaingan Ketat di Cabang Karya Tulis Ilmiah Al-Qur’an, Kaltim Menuju Final

Wartatempo.com- Samarinda – Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional ke-30 di Kalimantan Timur telah memasuki tahap semi final untuk cabang Karya Tulis Ilmiah Al-Qur’an. Acara ini berlangsung di Aula BPKAD Provinsi Kalimantan Timur, Kamis (12/9/2024). Menurut Asep Saeful Muhtadi, anggota Dewan Hakim dari Bandung, setiap MTQ yang ia ikuti menunjukkan peningkatan mutu dari tahun ke tahun. “Secara umum, kualitas babak penyisihan kali ini cukup baik. Orisinalitas dan gagasan peserta juga sangat memuaskan,” ujar Muhtadi. Pada tahap semi final ini, tersisa 12 peserta, terdiri dari 6 laki-laki dan 6 perempuan. Masing-masing akan bersaing untuk mendapatkan tempat di babak final, yang akan digelar pada hari Sabtu, 14 September 2024. Di babak final, tiga pemenang terbaik akan ditentukan. Muhtadi berharap ke depan, minat terhadap karya tulis ilmiah Al-Qur’an semakin meningkat dan tradisi menulis yang diwariskan oleh para ulama terdahulu dapat terus terjaga. Ia mencatat perbedaan signifikan dalam teknologi menulis antara masa lalu dan sekarang, namun tetap menekankan pentingnya produktivitas menulis di era digital. “Meski teknologi menulis kini lebih maju, kami masih menjaga disiplin dengan mematikan jaringan internet dan mengamankan handphone selama pertandingan untuk memastikan konsentrasi peserta,” tambah Muhtadi. Ia berharap, generasi mendatang terus terinspirasi untuk menulis sebagai sarana menyebarkan nilai-nilai kebaikan dan keagamaan.

Read More